Ibu Yang Buruk



Di kota kecil di Spanyol, bertahun-tahun yang lalu, ada seorang wanita bernama Rosa yang hidup di sebuah pondok. Dia mempunyai 4 anak dari suaminya, 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Nama anak tertuanya Fransisco, lalu Javier, lalu Maria dan yang terakhir Lucia. 

Semua orang tahu kalau Rosa adalah perempuan yang baik, tapi setelah kematian suaminya, dia menjadi gila. Sedikit demi sedikit, dia memperlakukan anaknya dengan buruk. Anak laki-laki dan perempuannya yang paling kecil ketakutan, karena sedikit saja melakukan kesalahan, dia akan mengamuk lalu memukuli mereka dengan keras dan suara jeritan mereka memenuhi pondok itu. Para tetangga tahu bahwa Rosa adalah ibu yang buruk, tapi mereka tidak mempunyai cara untuk mengetahui seberapa buruk wanita itu memperlakukan anak-anaknya.

Suatu malam, perkiraan cuaca di radio yang mengatakan kalau mereka memprediksi akan ada salju lebat dan badai yang akan datang. Malam itu sangat dingin dan Rosa menyuruh anak-anaknya untuk mengambil kapak dari gudang karena mereka akan ke hutan untuk mencari kayu bakar.

Anak-anak itu tahu ibu nya akan marah jika mereka tidak mau menurutinya. Beberapa menit mereka menjelajahi hutan, dengan senter, kapak dan tas. Mereka juga membawa daging busuk, jaga-jaga kalau ada binatang liar.

Beberapa saat mereka di hutan, Rosa memanggil Fransisco. “Francis, coba ke sini.” panggil Rosa. Tanpa basa-basi, dia mengambil tasnya dan mengikuti ibunya. Saat mereka sudah jauh dari anak-anaknya yang lain, dia berbalik dan mengatakan, “Fransisco, buka tasmu dan pegang tasmu dengan kedua tanganmu dan tetap berdiri.” 

Dia langsung menaruh tasnya dan ibunya berjalan ke belakangnya. 

“Aku harap kau mengerti apa yang akan kulakukan.” kata Rosa. “Ayahmu adalah satu-satunya orang yang bekerja di keluarga kita, tanpa penghasilannya, kita tidak bisa apa-apa. Di rumah kita, terlalu banyak orang yang harus diberi makan dan aku kelaparan. Maaf, jangan menyalahkanku....” 
Saat itu juga, dia mengambil kapak dan langsung mengarahkannya ke kepala anaknya. Tebasan di leher anaknya benar-benar pas, dan kepalanya terjatuh di tas yang dia pegang. Tubuhnya terjatuh di tumpukan salju, masih memegang tas. 

Ibu itu membersihkan darah di tangannya dengan salju lalu menuju anak-anaknya yang lain. “Francis dimakan beruang.” katanya. “Dia tidak selamat. Lebih baik kita pulang.” Anak-anak yang malang itu tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka menangis sepanjang perjalanan pulang mereka, menangisi kepergian kakak tertuanya. 

Saat anak-anak mereka mandi di lantai atas, Rosa memanggil Javier untuk membantunya di dapur. Javier adalah anak yang taat, dia menuruni tangga secepat yang dia bisa. “Buatkan aku secangkir teh!” suruh Rosa. Saat tehnya sudah siap, dia berkata, “Bawakan aku botol di atas lemari.” 

Javier membawakan botol itu. Rosa membuka botol itu dan menuangkan isinya ke cangkir teh itu dan menyuruh Javier meminumnya. Javier tidak curiga sama sekali dan langsung meminumnya dalam satu tegukan. Dia tidak tahu kalau teh itu sudah diracuni ibunya. Beberapa menit kemudian, Javier langsung lumpuh dan mencoba naik ke atas tangga dimana saudaranya berada. Mulutnya keluar busa dan dia langsung terguling di lantai.

Lucia turun dari lantai atas dan mulai menangis. “Ibu! Ibu! Jantung Javi mengalami serangan jantung!” Dengan tenangnya Rosa naik ke atas tangga dan melihat Javi sekarat dan tak sadarkan diri di lantai kamarnya. Lucia menangis di samping Javi. Rosa menendangnya dan mengatakan kalau Javi sudah mati.

Malam itu, Lucia dan Maria tidur sambil menangis. Keesokan paginya, Rosa ke kamar Maria dan membangunkannya. “Tidak perlu bangun hari ini.” katanya sambil berbisik “Kau tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah hari ini. Kau mendengarku, sayang?” 

Maria mengangguk, lalu Rosa duduk di sudut tempat tidurnya dan mulai menyanyikan nya lagu tidur. Lagu itu membuat Maria seperti bayi. Gadis itu menyambut kelembutan ibunya dan mulai menutup matanya.

Tiba-tiba, Rosa mengambil pisau dari lengan bajunya dan sebelum Maria tahu apa yang terjadi, dia menusukkannya ke dada Maria, menusuknya di jantungnya. Maria langsung mati.

Beberapa jam kemudian, Lucia masuk ke dalam kamar Maria dan dia disambut dengan pemandangan mengerikan. Tempat tidur Maria dipenuhi dengan darah dan terdapat mayat Maria diatasnya. Ketakutan, Lucia turun ke bawah tangga.

“Ibu! Ibu!” teriaknya. “Seorang pembunuh masuk ke rumah kita dan membunuh Maria saat tidur!”

“Aku harus mengakui sesuatu.” kata Rosa, tenang. “Akulah yang membunuh saudara-saudaramu. Aku yang melakukan semua itu. Aku memenggal kepala Fransisco. Aku meracuni Javier. Aku menusuk jantung Maria dengan pisau dan sekarang, aku akan mencekikmu perlahan-lahan, jadi kau lebih menderita dibanding saudara-saudaramu. Aku membencimu, serangga!” 

“Tidak ibu!” Lucia menangis. “Jangan lakukan itu!”

Tapi ibu gila itu tidak mendengarkannya dan beberapa saat kemudian Lucia sudah terbaring mati di lantai.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Rosa. Ada yang bilang dia ke hutan dan mati di sana, atau dia ke kota lain dan mengubah namanya. Tidak ada siapapun yang pernah menemukannya. Konon katanya, sampai hari ini, rumah yang ditempati mereka masih ada dan dihuni oleh hantu yang pernah terbunuh disana. Dan kata masyarakat setempat, jika kau pergi ke hutan dan memanggil nama “Fransisco” 5 kali, hantu tanpa kepala akan berada di belakangmu dan menebas kepalamu dengan kapak.