Halloween tahun lalu, aku berdiri di ambang pintu depan rumahku, memberikan permen pada anak-anak di sepanjang senja, beberapa anak datang sendiri, sementara yang lainnya ditemani orang tua mereka.
Ketika mereka menengadahkan tasnya, aku dengan senang hati mengisinya dengan manisan dan kue-kue kecil.
Hari mulai larut saat itu dan jalanan makin sepi, jadi aku memutuskan untuk menyudahinya.
Tepat saat aku telah mematikan lampu teras dan hendak beranjak ke kamar tidur, seseorang mengetuk pintu, kupikir mungkin saat itu sudah terlalu larut malam untuk anak-anak berada diluar, tapi aku tetap mengambil segenggam penuh permen dan membuka pintu.
Berdiri disana dua orang anak-anak, namun mereka tak mengenakan kostum, mereka adalah anak-anak paling aneh yang pernah kutemui seumur hidupku, kulit mereka sungguh mengkilap dan putih pucat, mata mereka begitu kelam seakan menyedot setiap keceriaan yang ada, serta gigi-gigi mereka tampak terlalu besar dan panjang hingga mencuat keluar melewati celah bibir. mereka sangat menyeramkan, tetapi anehnya mereka hanya memakai baju dan celana panjang biasa.
Aku bertanya pada mereka penuh kebingungan.
“kalian sedang menyamar jadi apa ? sejenis monsterkah ?”
“tidak” jawab mereka dengan seringai lebar.
“kami sedang berpakaian seperti manusia”
Aku tersentak dan tanpa sengaja membanting pintu lalu menguncinya.
Lewat lubang kunci aku masih dapat melihat mereka berdiri disana, tak bergerak sedikit pun. kemudian mereka mulai menggedor-gedor dan menyuruhku agar mengizinkan mereka masuk kedalam. mereka menggedor lebih kuat sampai engsel pintu hampir terlepas.
Lalu entah mengapa tiba-tiba mereka berhenti.
Tidak ada apa-apa diluar saat kuberanikan diriku mengintip. kecuali gelap malam yang mencekam.
Well, entah denganmu, tapi Halloween tahun ini, aku takkan membukakan pintu untuk siapapun.