Aku masih ingat saat aku masih muda, aku sering bermain Saga2 di GameBoy ku. Di Amerika dan Eropa permainan itu dipanggil Fighting Fantasy Legend 2. Permainan itu benar-benar bagus dan aku punya banyak waktu untuk memainkannya.
Namun, saat aku berumur 10 tahun ada sesuatu yang membuatku berhenti memainkannya. Kakiku patah saat aku bermain sepak bola, jadi aku harus menginap di rumah sakit selama 3 hari. Ada 3 orang di rumah sakit yang sekamar denganku. Wanita tua, pria tua, dan seorang anak perempuan, yang mungkin seumuran denganku.
Aku terbaring di sana, kedinginan, tidak nyaman dengan tempat tidurnya dan bosan. Beruntung, saat ibuku mengunjungiku, dia membawa GameBoy-ku untuk membuatku terhibur. Anak perempuan di tempat tidur disampingku sangat pucat dan terlihat sakit. Dia punya kantung mata di bawah matanya. Siang itu, ibunya mengunjunginya. Ibunya memberikannya snack dan minuman.
Aku mendengar dia berbicara dengan salah satu perawat. Dari apa yang kudengar, dokter yang menangani anak perempuan itu tidak mengetahui penyakit apa yang di derita gadis itu. Dia menderita penyakit misterius dan dokter itu tetap menyelidikinya.
Aku menghabiskan sebagian waktuku untuk bermain Fighting Fantasy di GameBoy-ku. Saat itulah aku menyadari gadis itu menatapku. Matanya terlihat sedih. Saat dia menyadari aku menatapnya juga, pipinya langsung memerah.
“Kau mau bermain ini?” tanyaku padanya sambil menyerahkan GameBoy-ku. “Kau bisa meminjamnya jika kau mau.”
Matanya menatapku dan dia tersenyum. “Oke, aku suka itu.” katanya. “Ngomong-ngomong, namaku Ryota.” kataku. “Namaku Sayaka.” dia menimpali.
Aku memberikan GameBoy-ku padanya. Dia tidak mengerti cara bermainnya, jadi aku mengajarinya. Beberapa hari kemudian, kami menjadi teman akrab. Kami berbicara tentang sekolah kami, film kesukaan kami, dan band kesukaan kami
Orang tuaku membantuku untuk duduk di kursi roda. Saat aku akan meninggalkan rumah sakit, aku melihat Sayaka menangis.
“Jangan sedih.” kataku. “Kalau aku sudah bisa berjalan lagi, aku akan mengunjungimu.”
Mukanya terangkat. “Kau berjanji?” tanyanya.
“Aku berjanji.” jawabku sambil memberikan GameBoy-ku. “Ini sesuatu yang akan kau mainkan sampai aku mengunjungimu.”
Satu minggu kemudian, aku mengunjungi Sayaka. Orang tua-ku mengantarku ke rumah sakit, tapi saat aku melihat tempat tidurnya, tidak ada tanda-tanda darinya. Wanita tua dan Pria tua itu masih ada disana tapi tempat tidur Sayaka kosong.
“Mungkin dia sudah pulang.” pikirku. Aku ke ruang perawat dan bertanya apa yang terjadi dengan Sayaka.
“Maafkan aku, Sayaka sudah pergi.” jawab perawat itu.
“Pergi kemana?” tanyaku. Ada air mata di mata perawat itu.
“ Dia pergi ke suatu tempat....”
Aku mungkin masih anak kecil, tapi aku tidak bodoh. Aku tahu apa maksudnya. Sayaka sudah meninggal. Aku hanya berdiri di sana, tidak bergerak.
“Dia meninggalkan ini untukmu...” kata perawat itu.
Perawat itu memberikan GameBoy yang kupinjamkan pada Sayaka dulu. Aku mengambilnya. Lalu, dengan hati yang sedih, aku berbalik dan berjalan menuju koridor.
Malam itu, aku tidak makan apapun. Aku hanya berbaring di tempat tidurku dengan lampu yang kumatikan, berpikir tentang Sayaka. Hatiku sakit.
Lalu, aku menyalakan GameBoy-ku, tapi terlalu sedih untuk memainkannya. Permainan itu mengingatkanku lebih banyak tentangnya. Lalu, aku membuka GameBoy-ku dan menyadari nama playernya sudah berubah...
1.XHELPM
2.YMOMIS
3.POISON
4.INGMEX
Dan ternyata :
XHELPMYMOMISPOISONINGMEX
X HELP MY MOM IS POISONING ME X