Jimmy the Psychopath



Apa jadinya jika tetanggamu adalah seorang pembunuh berdarah dingin atau psikopat, pasti hari-harimu akan terasa menakutkan. Yah, itulah yang sedang aku rasakan saat ini. Tetanggaku yang rumahnya tepat di depan rumahku adalah seorang psikopat bernama Jimmy.

Aku pernah membaca sebuah komik yang bercerita tentang seorang psikopat yang menggunakan kepala manusia sebagai pot bunga, atau menggunakan mayat korban dia sendiri sebagai bahan taksidermi. Aku tak bisa bayangkan jika aku yang jadi korban Jimmy selanjutnya.

Ceritanya begini, malam itu adalah malam yang sangat dingin, karena diluar tengah turun salju, bahkan bisa di bilang badai salju. Aku yang pada saat itu sedang makan malam bersama keluarga kecilku mendengar suara seperti sesuatu yang diseret.

“Hey, itu Jimmy”, kataku dalam hati.

Aku mengintip dari celah jendela, Jimmy tengah menyeret sebuah sekop dan membawa sebuah koper. Entah apa yang sudah ia perbuat dengan kedua benda tersebut.

“Ada apa, Vin?”, tanya ibuku.

“Eh, em... Tidak ada apaA-apa kok ma”, jawabku gelagapan.

“Ya sudah, segera sikat gigi dan pergi tidur. Besok kau harus bangun pagi!”.

“I.. Iya ma”

Besoknya ketika aku berangkat sekolah, aku menyebrang jalan menuju ke jalan di depan rumah Jimmy, karena di situlah biasanya aku menunggu bis sekolahku.

“Apa yang kau renungkan? Dari tadi aku lihat melamun saja”, tanya Louise teman sekolahku yang saat itu sama-sama menunggu bis sekolah.

“Mungkin ini jejak yang ditinggalkan waktu Jimmy menyeret sekopnya semalam”, kataku.

“Ya sudahlah, tidak perlu dipikirkan, lagi pula itu tak ada pengaruhnya denganmu”, kata Louise meyakinkan aku.

Jam menujukkan pukul 13.45 yang artinya jam sekolah telah usai. Di perjalanan aku melihat sebuah keramaian di sebuah rumah yang letaknya tak jauh dari rumahku, itu rumah keluarga Angle, rupanya seisi rumah tersebut telah tewas dengan cara tragis, yaitu mayat mereka terpotong-potong satu ;sama lain. Polisi tengah memeriksa keadaan sekitar TKP dan menyimpulkan bahwa mereka terbunuh malam tadi. Di depan rumah keluarga Angle itu Louise melihat jejak yang sama seperti jejak yang dia temukan di depan rumah Jimmy.

“Vin, lihat!”, kata Louise sambil menunjuk sebuah bekas seretan itu.

“Tak salah lagi, pelakunya pasti Jimmy, dia menghabisi nyawa keluarga itu semalam”.

Entah dendam apa yang di rasakan Jimmy hingga ia tega melakukan hal tersebut terhadap keluarga ini, padahal tuan Angle terkenal sebagai orang yang ramah.

Aku ingin sekali membantu tugas polisi dengan memberitahukan bahwa pelakunya adalah Jimmy, tetapi aku terlalu takut untuk mengatakannya. Aku takut kalau nanti dia akan membalas dendam kepadaku dan keluargaku mengalami hal yang sama seperti yang dialami keluarga Angle. Dan Louise memberanikan diri untuk memberitahukannya kepada polisi itu.

“Pak!!”

“Iya nak, ada apa??”

“Sepertinya saya tahu siapa pelaku kejahatan ini”

“Oh ya? Kalau begitu ikut saya menemui teman-teman saya”

Lalu aku dan Louise diajak ke dalam rumah tuan Angle yang megah itu.

“Siapa pelakunya nak?”, polisi itu terlihat tidak sabaran.

“Pelakunya adalah Jimmy!”

“Dimana rumahnya?”

“Rumahnya tepat di depan rumah Alvin, mari saya antar”

Lalu sekitar 15 mobil polisi bergerak menuju rumah itu. Aku dan Louise diam saja di dalam mobil karena takut.

Setelah melakukan penyergapan, polisi-polisi itu berhasil membekuk Jimmy, ditemukan barang bukti berupa sekop, koper yang berlumuran darah, golok besar dan pisau bedah kecil. Dan di rumah itu polisi juga melihat beberapa potongan kepala yang di jadikan pot bunga, sama seperti komik yang pernah kubaca.

Setelah di sidang, Jimmy di hukum mati, dan kota ini aman dari ancaman psikopat.
2 tahun berlalu, aku melihat rumah Jimmy dari jendela rumahku. Rumahnya kosong, tak terurus, dan nampak begitu dekil. Lalu sebuah mobil hitam datang dan memarkir tepat di depan rumahnya. Dari dalam mobil tersebut, keluar empat anggota keluarga yang ternyata ingin menempati rumah tersebut.

“Whoow..! Rumah yang lumayan bagus!”, kata sang ibu.

“Mungkin nyaman jika kita tinggal disini”, lanjut sang ayah yang sedang mengangkat koper, dibantu dengan anaknya.

Ketiga anggota keluarga itu pun masuk ke dalam rumah. “Wah, ada tetangga baru. Semoga tidak seperti Jimmy”, pikirku.

Namun, ketika aku melihat rumah tersebut sekali lagi, aku serasa melihat sebuah bayangan hitam, berbentuk manusia, dan bayangan tersebut sedang berdiri di pinggir jendela rumah Jimmy. Aku mulai merinding, lalu bayangan tersebut mulai berjalan ke ruangan lain. Aku mengucek-kucekkan mataku, mungkin itu hanya halusinasiku saja..

2 jam setelah itu, tepat ketika aku makan siang. Aku mendengar suara teriakkan da–n suara tawa yang cukup keras. Asalnya dari rumah Jimmy. Aku yang mendengar suara tersebut, langsung saja berlari keluar rumah untuk melihat keadaan di rumah tersebut, begitu juga dengan tetangga-tetanggaku yang lain.

Ketika para tetangga mendobrak-dobrak pintu depan rumah Jimmy yang kosong itu, para polisi akhirnya datang dan ikut mendobrak pintu depan rumahnya. Namun tetap tidak mau terbuka.
Ketika salah satu polisi menendang pintunya sekuat tenaga, akhirnya pintu tersebut berhasil dirobohkan. Semua polisi dan tetangga-tetanggaku yang lainnya masuk ke dalam rumah tersebut. Saat itu, temanku Louise datang menghampiriku.

“Vin, ada apa ribut-ribut?”

“Entahlah, tadi kami mendengar suara teriakkan minta tolong dari dalam rumah Jimmy yang telah kosong itu..”

“Ayo, kita ikut masuk Vin!”

Aku dan Louise pun ikut masuk ke dalam rumah itu. Ketika disana, apa yang kami lihat membuat kami hampir tak percaya..!

Keluarga yang barusan datang dan pindah ke rumah Jimmy ini, sekarang telah tewas di ruang tamu. Mayat sang ayah terputus kepalanya, di dekat badannya tergeletak sebuah pisau. Lalu sang ibu tubuhnya telah terpotong-potong, kelihatannya dengan golok yang cukup besar. Dan sang anak termutilasi dengan kejamnya, isi dari perutnya terburai kemana-mana.

Kejadian ini terjadi lagi seperti 2 tahun yang lalu pada keluarga Angle. Membuatku dan beberapa tetangga lainnya tak sanggup melihat pemandangan keji ini, bahkan beberapa dari mereka ada yang muntah.

Para tetangga dan polisi berdiskusi, siapa yang melakukan semua ini? Tidak mungkin Jimmy, karena dia telah di hukum mati 2 tahun lalu. Semuanya kebibungan, sementara mayat-mayat keluarga tersebut telah dibawa ke rumah sakit.

Lalu aku memberanikan diri untuk berbicara kepada para polisi, bahwa aku telah melihat sesosok bayangan berbentuk manusia yang terlihat di jendela rumah itu. Pada awalnya, para polisi tak percaya, namun ternyata beberapa tetangga juga sempat melihat sosok tersebut dan ikut memberitahu para polisi.

“Memang sulit dipercaya”, kata salah satu polisi.

Louise pun menyadari sesuatu, “Jangan-jangan, itu adalah hantu dari Jimmy?!”

Semua orang berpikiran sama seperti Louise, termasuk aku. Itu adalah rumah Jimmy, keluarganya sendiri telah ia bunuh, benar-benar sang psikopat yang tak memiliki hati!

Beberapa orang terus mencoba untuk menghancurkan rumah tersebut, dengan cara dibakar, dipakaikan mobil konstruksi (mobil penghancur rumah), dan lain sebagainya. Namun esoknya, rumah tersebut kembali seperti semula dengan kokoh, walaupun masih terlihat tua dan tak terurus

Akhirnya rumah Jimmy dibiarkan begitu saja sampai seterusnya. Aku dan para tetangga lainnya dibawa pemerintah untuk menjauhi daerah tersebut. Dan sampai sekarang, tak ada yang berani mendekati bahkan masuk ke rumah itu. Karena suatu bayangan hitam yang menyerupai Jimmy menunggu kedatangan tamunya...