The Bottomless Pit



Dahulu ketika aku masih kecil, ada sebuah lubang dekat taman yang katanya tak berdasar. Dan karena aku adalah seorang bocah penuh rasa ingin tahu, akupun berencana untuk membuktikan hal tersebut. Jadi suatu hari aku mendatangi lubang itu dengan membawa beberapa benda yang akan kulemparkan ke dalamnya. Sebuah bola kasti, mainan mobil mobilan tak terpakai, dan botol beling.

Aku tiba di sana dan mendapati bahwa lubang tersebut begitu gelap gulita. Aku mengintip melalui jeruji besi yang menutupi permukaannya, kucoba memfokuskan mataku namun tetap saja aku tak dapat melihat menembus kegelapan isi lubang. Pertama, ku jatuhkan bola kasti. Kulemparkan ke dalam lubang dan mengawasi sampai mana akan jatuh, tapi benda itu malah menghilang dalam gelapnya lubang tanpa membentur dasarnya. Kemudian kujatuhkan mobil mainan, yang juga menghilang begitu saja serta sama sekali tak menimbulkan suara apapun.

Terakhir adalah botol beling. Kali ini aku melemparkannya sekuat yang ku bisa masuk ke dalam lubang, lalu diam dan mendengar dengan seksama menanti suara pecahan beling dari dasar lubang namun tetap saja sunyi- senyap.

Aku berlari ke rumah secepat mungkin, lalu menyambar sebuah senter di garasi. Aku kembali sampai di dekat lubang sambil megap-megap dan langsung kunyalakan senternya. Ku intip kedalaman lubang itu dengan sorotan cahaya senter namun gelapnya begitu pekat. Jadi kujatuhkan senter di tangan kedalam lubang sambil terus kuawasi saat sinarnya menembus ke dalam hitamnya lubang. Benda itu terjatuh lebih lama dari yang ku kira, dan sebelum hilang dari pandangan, benda itu berhenti. Tapi bukan karena telah mencapai dasar lubang. Sebuah tangan pucat terentang dari kegelapan jauh di bawah sana lalu menangkap senter tersebut. Setelah itu senternya mati.

Baca Juga :
Mimpi Sepuluh Hari
Inked Arms