Residential Elevator



Tersebutlah seorang anak laki-laki bernama kenneth yang tinggal bersama kedua orang tuanya, ayahnya mendapatkan pekerjaan baru di kota dan membuat mereka pindah ke sebuah apartemen tua. Mereka tinggal di lantai teratas.

Setiap sore sepulang sekolah, kenneth harus menaiki lift menuju lantai 25.

Setelah beberapa hari, kenneth mulai merasa tak nyaman saat menggunakan lift tersebut, ia tidak dapat menjelaskan mengapa, namun kenneth merasa seperti sedang diawasi. Ia juga berfikir bahwa ia sering mendengar suara-suara bisikan aneh saat lift menuju ke lantai atas.

Suatu senja, saat kenneth baru saja sampai dari sekolah, ia melihat beberapa anak lelaki yang tinggal di bangunan yang sama. Mereka sedikit lebih tua dan kenneth melihat mereka berjalan menghindari lift. Ia pun mengikuti mereka menggunakan tangga.

Kenneth lalu bertanya mengapa mereka tidak lewat lift, anak-anak tadi kemudian menceritakan tentang rumor yang beredar disekitar sana, mereka bilang bahwa lift tersebut berhantu. Mereka juga bilang kadangkala suara jeritan dan erangan terdengar dari dalam lift.

Mereka menceritakan bahwa beberapa anak telah menghilang beberapa bulan yang lalu sebelum kenneth dan orangtuanya datang. Kenneth benar-benar ketakutan saat mengetahui bahwa anak-anak yang hilang tak pernah ditemukan dan masih dalam daftar pencarian. Orang dewasa mengira bahwa mereka pasti diculik dan polisi masih terus menginvestigasi. Sementara anak-anak berfikir lift tersebutlah yang menyebabkan semua ini. Itulah mengapa mereka selalu menghindari lift jika memungkinkan.

Ketika kenneth mencapai lantai teratas, ia segera berlari menghampiri ibunya dan menceritakan semua yang ia dengar tadi. Ibu kenneth hanya tertawa kecil dan bilang bahwa itu hanyalah sekedar gosip yang biasa anak-anak gembar-gemborkan untuk menakuti anak lainnya. Ia juga berkata bahwa tak ada lift yang berhantu dan itu adalah kisah yang konyol.

Tapi kenneth masih belum bisa mengatasi rasa takutnya akan lift tua tersebut, ia akan menggunakan tangga sesering mungkin walaupun itu sangat melelahkan, kenneth hanya akan menggunakan lift ketika ayah atau ibunya bersamanya. Kenneth tahu tak akan terjadi apa-apa selama orang tuanya ada disisinya.

Seminggu kemudian, kenneth pulang larut setelah bermain sepakbola, ia begitu kelelahan dan berfikir tak akan sanggup dia menaiki tangga sampai ke lantai 25. Saat itulah kenneth melihat ibunya sedang berdiri di depan lift memunggunginya, kenneth sangat lega dan berlari mengejar ibunya sesaat sebelum pintu lift tertutup,

Lift mulai naik keatas dan kenneth menyadari bahwa lampu didalamnya tidak menyala, mereka berada dalam kegelapan yang pekat. Kenneth berkeringat dingin saat mendengar suara terkekeh yang menyeramkan.

“ibu apa kau juga mendengarnya ?” Tanya kenneth gugup.

Suara itu kini makin mengeras dan terdengar seperti tawa yang mengerikan.

“itulah suara yang kuceritakan padamu sebelumnya ibu” dia bilang, gemetar ketakutan.
Kemudian kenneth mendengar sesuatu berkata padanya.

“kau sungguh masih berfikir bahwa aku ibumu?”

1 comments:

Author
avatar
Balas