It Was Ellen Face



Ellen, si gadis muda nan cantik jelita menjawab dan melamar bekerja sebagai baby sitter sesuai iklan lowongan kerja yang di sebarkan Barbara melalui internet. Gadis muda itu begitu memancarkan sifat polos dan tampak sangat berbunga-bunga ketika Barbara menghubunginya untuk interview. Ada sesuatu yang Barbara sukai dari gadis itu, tapi baru setelah melakukan sesi interview, Barbara merasa cukup yakin untuk memperkerjakan Ellen.

Adalah wajah Ellen, yang terlihat mirip sekali dengan almarhum sahabat karib Barbara semasa SMA yang meninggal saat berumur 18 tahun karena penyakit Leukimia. Anak-anak Barbara pun juga tampak cepat akrab dengan Ellen. Saat Barbara menanyai mereka tentang apa yang mereka sukai dari  Ellen, anak-anak itu menjawab dengan riang bahwa yang mereka sukai... adalah wajah Ellen.

Wajah Ellen begitu menentramkan, membuat mereka jadi merasa aman dan nyaman. Apalagi dia juga cantik rupawan.

Seminggu setelah wawancara, Ellen pun datang untuk menjaga anak-anak, jadi Barbara akhirnya bisa pergi dengan seorang pria kenalannya, pada kencan malam yang sudah lama ia tunggu-tunggu. Barbara dan pria itu pergi makan malam romantis ke salah satu restoran termewah di kota. Setelah itu mereka memutuskan untuk minum-minum dulu sebelum pulang. Ketika mereka memasuki Bar, tempat itu sunyi. Karena semua pengunjung dan juga si bartender sedang diam menyaksikan sekilas berita terbaru di televisi, si pembawa acara tengah memberitakan tentang orang hilang/kasus pembunuhan yang banyak menyita perhatian masyarakat,

“Tersangka buron yang mana sebelumnya telah melakukan penculikan serta pembunuhan terhadap beberapa korban anak kecil, saat ini tengah menjadi target pencarian utama oleh pihak kepolisian. Sekarang akan kami tampilkan foto dari si tersangka. Harap waspada, karena tersangka ini di duga kuat sangatlah berbahaya.”

Saat foto memenuhi layar televisi, Barbara sontak menjerit panik.

Itu adalah wajah Ellen.