Tangisan Bayi



Tinggalah sepasang suami istri di sebuah rumah yang baru mereka beli. Mereka sangat menantikan kelahiran bayi pertamanya. Segala perlengkapan bayi telah dipersiapkan untuk anak pertama mereka kelak.

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Namun takdir berkata lain. Sang bayi lahir kedunia dalam keadaan tidak bernyawa.

Orangtuanya merasa frustasi karena alasan dokter yang mendiagnosa sang istri bahwa ia tidak dapat mengandung lagi. Bertahun-tahun mereka habiskan dengan penyesalan hingga tiba ajal menjemput mereka berdua di usia senja.

Beberapa tahun setelah kematian mereka, ada keluarga baru yang membeli dan menempati rumah itu.
Keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak perempuan berumur 17, dan anak lelakinya yang berumur 4 tahun.

Semuanya berjalan normal sebelum sesuatu yang aneh terjadi.

Sang ibu terbangun pada pukul 2 dini hari karena tangisan bayi. Tapi ia tak menghiraukannya dan menganggap itu hanyalah sebuah mimpi. Saat pagi hari, ia bertanya pada anggota keluarganya yang lain, namun rupanya hanya ia seorang yang mendengarnya.

Malam berikutnya, sang ibu kembali mendengar tangisan itu. Ia berusaha untuk tenang dan kembali tidur dengan selimut yang ia tarik hingga menutupi kepalanya.

Keesokan harinya, sang ibu terbangun dengan alasan yang sama. Pukul 2 dini hari. Namun, kali ini ia tidak dapat bernafas. Ada sesuatu yang membuatnya seperti itu. Kurang dari 1 menit dilaluinya dengan susah payah hingga bisa kembali bernfas. Saat pagi tiba, ia berencana memanggil “orang pintar” agar menyucikan rumahnya.

Selang beberapa bulan dilalui dengan kedamaian, sang ibu kembali mendengar tangisan itu. Hingga pada akhirnya, dia memutuskan untuk memanggil paranormal handal.

Disinilah kebenaran terungkap. Sang paranormal berkata :

“Sebelum kalian tinggal dirumah ini, hiduplah sepasang suami-istri yang sedang menantikan kelahiran bayi pertamanya. Namun, bayi itu lahir dengan kondisi tidak bernyawa dan kejadiannya tepat pada pukul 2 dini hari.” Ujarnya.

Sang paranormal kembali menambahkan

“Itulah mengapa, kau selalu mendengar tangisan bayi setiap malamnya. Membangunkanmu, dan berusaha mencari orangtuanya dengan tangisan itu.”